Thursday, January 27, 2011

Crop Circle & Creative Citizen

Lingkaran tanaman (dari bahasa Inggris crop circles) adalah suatu pola teratur yang terbentuk secara misterius di area ladang tanaman, seringkali hanya dalam waktu semalam. Fenomena ini pertama kali ditemukan di Inggris pada akhir 1970, dengan bentuk pola-pola lingkaran sederhana.

Pada masa-masa setelahnya, pola-pola tersebut kini cenderung bertambah rumit dan tidak terbatas hanya pada bentuk lingkaran. Namun karena mengacu pada asal-usulnya, maka istilah lingkaran tanaman ini masih dipertahankan

Di Indonesia, fenomena crop circle menjadi berita utama media pekan-pekan ini. Televisi, internet, radio dan koran turut serta menyemarakkan. Dari sebuah petak sawah nan sunyi di kawasan Kabupaten Sleman, kemunculan lingkaran tanaman riuh mengundang pemberitaan, rasa penasaran sekaligus lingkaran perdebatan.


Beragam teori keilmuan, bumbu penyedap cerita dan komentar berseliweran. Mulai dari prediksi ahli astronomi LAPAN, diskusi di forum internet, unggah foto crop circle plesetan di situs jejaring pertemanan, obrolan penghuni warung kopi, pendapat akademisi, hingga terawangan klenik koplak Ki-Pas-Anginan.

Bagi saya, biarlah keabsahan dan bukti ilmiah crop circle buatan Sleman itu menjadi domain para ahlinya. Saya serahkan sepenuhnya itu kepada mereka. Apakah ulah UFO atau karya manusia, wallaahu a'lam saya percaya Tuhan pasti tahu kebenarannya. Yang jelas, para pembuat crop circle tentu punya daya kreasi dan imajinasi cipta luar biasa. Atas ulah usil nan fenomenal mereka, ijinkan saya menjulukinya dengan sebutan “warga kreatif” atau Creative Citizen.

Betapapun, seandainya pembuat crop circle ini terbukti UFO atau makhluk luar bumi, tetaplah mereka warga negara angkasa yang kudu disambut selayaknya tetangga dunia. Apalagi dengan kehadiran fenomena crop circle, pengetahuan manusia kian bertambah. Setidaknya kita mau berselancar ke wikipedia, tanya kanan-kiri, dan atau buka-buka mesin pencari untuk menemukan jawabnya.

Pikiran kita mulai terbuka dan sedikit percaya bahwa manusia bukan satu-satunya penghuni kolong langit ini. Lumayan, kita tidak perlu ngintip lewat teropong Hubble atau ngekos di stasiun NASA untuk memata-matai keberadaan UFO dan misteri luar angkasa. Orang Indonesia tak usah menghayal jadi kosmonot yang berbiaya mahal untuk sekadar tahu dan titip salam kenal buat alien bernama ET alias extra terrestrial. Cukuplah kita datang sendirian ke Sleman, dan rekam jejak UFO menunggu di situ.

Sungguh sebuah perilaku creative citizen ala UFO yang menginspirasi keingintahuan dan mencerdaskan wawasan. Mereka, warga atau pejabat UFO itu, tak perlu menipu mark up anggaran untuk alasan peningkatan kualitas pendidikan. Walau sedikit merusak padi pak tani, setidaknya UFO juga tak perlu membabat jutaan hektar hutan untuk alibi iklim investasi dan pertumbuhan ekonomi. Teladan kreatif warga negara luar angkasa yang mulia, bukan?

Jika diduga crop circle itu ulah segelintir manusia iseng yang cari sensasi, justeru ini perlu diapresiasi sebagai creative citizent yang mbarokahi. Betapa tidak? Tindakan mereka yang diawali keisengan tak dinyana malah mendatangkan kesejahteraan buat banyak orang. Crop circle berarti berkah jualan bagi tukang gorengan, penjual minuman, juru parkir, tukang dongeng, tukang ojeg, juru poto keliling, pemilik lahan, pemandu wisatawan, loper koran, jagongan wartawan, dan kaum ardzalun lainnya.

Bahkan pemilik konglomerasi media yang sudah kaya dan para sosialita pun ikut kecipratan rejekinya. Media bertambah stok lapak jualan berita, sedangkan sosialita berkesempatan menaikkan rating nama dengan komentar sak nyemplungnya.

Crop circle made by creative citizen itu sensasi beritanya jauh lebih bermutu daripada curhat keluhan, tayang pencitraan, dan politik dizalimi melulu. Karya kreatif sekelompok warga ini enak dilihat dan lebih manis legit dibanding ulah segerombolan elit yang kerjanya cangkrukan datang, duduk, debat, diakhiri “damai” dum-duman duit.

Buat saya rakyat jelata, crop circle juga menawarkan solusi perekonomian “pasar kagetan” yang riil dan menguntungkan dibanding jualan bursa saham yang fluktuatif angin-anginan karena rentan dimainkan seenak udel spekulan. Terpenting lagi, crop circle ini wujud etos kreasi warga Indonesia yang lebih layak diangkati topi daripada karya moral pembesar negeri yang sudah bergaji tinggi tapi kedonyan ingin nambah upah dan mimpi naik gaji setiap hari.

Untuk penikmat teori konspirasi, silakan crop circle ini dimaknai sebagai pengalihan isu dari fakta kejahatan agung yang sedang berlangsung. Sayang memang, jika konspirasi itu betul adanya, kecerdasan creative citizen bukannya disalurkan ke perilaku bermanfaat. Tapi malah digunakan untuk kepentingan sepihak yang merugikan rakyat banyak.

Saking kreatifnya, maling pun bisa melintas “berkoordinasi” melenggang bebas seenaknya dari penjara yang penuh penjaga bersenjata. Hukum dibalik, orang jahat dielu sebagai orang baik.

Namun saya khusnudzon saja. Justeru fenomena crop circle inilah bukti asli kecerdasan creative citizen khas manusia Indonesia. Karena lama tertempa berbagai rintangan kesulitan, daya kreatifitasnya terlatih menemukan jalan kemudahan. Karena pandai bersiasat di tengah situasi kesempitan, otaknya peka mendeteksi potensi kelapangan.

Mungkinkah ini yang jadi alasan kenapa UFO nekat mendaratkan pesawat di rimbun persawahan Sleman? Apakah mereka hendak studi banding peradaban yang lebih canggih dan belajar norma etika kepada manusia Indonesia? Sekali lagi wallaahu a'lam bi showab sambil berharap.

Pesan saya sederhana saja. Jika pembaca terinspirasi crop circle made by creative citizen dan berniat menirunya, janganlah menggebyah tanaman gabah di sawah. Karena itu dapat merusak ketahanan pangan. Apalagi jika itu sawah itu milik tetangga orang lain yang kita obrak-abrik tanpa ijin, bisa-bisa kita dicarok karena merebut jatah perutnya.

Buatlah crop circle di pekarangan rumah. Jika tak cukup punya lahan, bolehlah iuran bareng tetangga kiri kanan. Selanjutnya pasang iklan, getok tular, undang kabar pakai pelantang agar orang berkerumun datang. Hubungi Polisi untuk ijin keramaian supaya aman dan tidak dituduh penipuan. Jangan lupa bayar lunasi pajak hiburan disertai doa keprihatinan supaya tidak digelapkan. Setidaknya, anda sudah turut berupaya membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia sekaligus mengatasi pengangguran akut di negara kita.

No comments: