Thursday, March 30, 2006

O, BLANG RAYA

aku mematung di tepian air yang membelai jari kaki. Di Ujong Pie. Pedalaman Pidie lewat pertigaan Laweung Simpang Beutong. menyusur terik kawasan Blang Raya. Mendaki bukit gersang di Muara Tiga. Melewati lapak-lapak yang kosong. Memandang posko-posko loreng yang berseliweran. Menangisi rambut sang hutan yang terkikis habis. Mempuisikan betapa indahnya potensi alam ini jika diurus secara benar dan adil.


nafasku mendesah berat. memandang biru laut yang luas, menikmati kicau merdu anak-anak telanjang yang sedang berenang. lalu menoleh ke belakang. di beranda kedai-kedai yang mulai lapuk, beberapa orang dengan kerut wajah yang bergurat dalam, memicingkan mata memandangku..

Derita.. ya.. gurat pesan yang terpancar dari raut itu adalah nada "SOS" untuk ku. sebuah pesan derita yang seolah ingin kuteruskan ke menara suar agar memanggil siapa saja yang peduli nasib mereka. meski kecurigaanku tetap menguasai nalar. bahwa mata-mata yang redup itu pasti bertanya2 : SIAPA AKU? GAM, TNI, atau....?? kok necis, bawa backpack, digital pocket kamera di tangan, flasdisk bergantung di dada, tapi wajah kok ada mirip ACEH nya??tapi kok tidak kenal? tidak seperti profil nelayan yang ramai di tepi pantai itu??

tetapi sebagai pekerja kemanusiaan, aku segera menepis semua itu. Aku lebih berminat menyelami perasaan dan harapan yang terkandung dalam wajah-wajah mereka... yang lelah dilamun konflik dan bencana. Adakah mereka ini memiliki hak lagi? setelah fisik dan psikis mereka dibanting, diinjak, diperkosa oleh sebuah sistem yang salah urus (politik)...

Aku memikirkan betapa riangnya tepi pantai ini di malam hari. di saat purnama menyapa. Aku akan suarakan kidung "Lir Ilir" dan "Tombo Ati" sembari berputar di tengah lingkaran anak-anak kecil..

mengajak anak-anak untuk mengenal ALLAH, mencintai alam dan sekaligus pencipta-NYA. agar generasi ini tidak mewarisi pendahulunya: yang akrab dengan ketamakan, kekerasan, dan bencana.

Aku akan belajar bersama mereka, anak-anak ini, untuk lebih waspada terhadap MUSUH SYAITHAN di hati. di dada setiap manusia. yang mengajak marah, dendam, sombong, iri hati, prasangka buruk, tamak terhadap dunia, lupa akhirat, melanggar aturan ALLAH, dan perbuatan rusak lainnya. Aku akan menyemai bibit ta'awun dan tawashou dalam pribadi-pribadi kecil nan suci ini. agar mereka paham bahwa SEMUA MANUSIA adalah saudara yang saling kasih-menyayangi. tidak ada permusuhan dan pertikaian. agar nanti tak ada jerit menyayat si yatim dan air mata ibu-ibu janda karena kebengisan makhluk yang bernama SENGKETA.

1 comment:

Portraits and Photo Story said...

piye kabare gus.. lali nggak arif arek AWS, satu angkatan tapi bukan yang ekstension.hehehe